Pertolongan Pertama Saat Anak Balita Mengalami Kejang

Kejang pada Balita

Kejang yang terjadi secara tiba-tiba pada anak balita adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan cepat dan tepat. Meskipun sebagian besar kasus kejang pada balita (terutama kejang demam) tidak berbahaya dan tidak menimbulkan efek jangka panjang, tetap saja momen ini bisa sangat menakutkan bagi orang tua.

Memahami Kejang pada Balita

1.1 Apa Itu Kejang?

Kejang atau step adalah gangguan neurologis yang ditandai oleh aktivitas listrik yang tidak normal di otak. Hal ini menyebabkan tubuh melakukan gerakan tak terkendali, bisa disertai hilangnya kesadaran, perubahan warna kulit, hingga kesulitan bernapas.

1.2 Jenis-Jenis Kejang pada Balita

  • Kejang Demam (Febrile Seizure):

    • Biasanya terjadi pada usia 6 bulan hingga 5 tahun.

    • Sering kali dipicu oleh demam tinggi secara mendadak.

    • Umumnya berlangsung kurang dari 5 menit.

    • Tidak berkaitan dengan epilepsi.

  • Kejang Non-demam / Epileptik:

    • Bisa terjadi tanpa demam.

    • Dapat menandakan gangguan saraf jangka panjang.

    • Perlu diagnosis dan penanganan neurologis lanjutan.

Tanda-Tanda Anak Akan atau Sedang Mengalami Kejang

  • Mata menatap kosong atau melirik ke atas

  • Tubuh menjadi kaku, lalu step

  • Gerakan menyentak-nyentak anggota tubuh

  • Bibir membiru, wajah pucat

  • Terkadang keluar air liur atau muntah

  • Tidak merespons saat dipanggil

  • Setelah kejang, anak tampak lemas atau tertidur

Langkah-Langkah Pertolongan Pertama (First Aid) Saat Anak Kejang

3.1. Fase Saat Kejang Terjadi

Lakukan:

  • Tetap tenang. Panik justru membuat Anda sulit berpikir jernih.

  • Letakkan anak di tempat datar dan aman, seperti lantai beralas selimut.

  • Jauhkan semua benda berbahaya seperti mainan keras, furnitur tajam, atau perabotan kaca.

  • Miringkan tubuh anak ke kiri atau kanan untuk mencegah aspirasi muntah atau air liur ke paru-paru.

  • Longgarkan pakaian terutama di sekitar leher.

  • Catat waktu dimulainya kejang.

Jangan lakukan:

  • Jangan memasukkan benda apa pun ke dalam mulut anak.

  • Jangan menahan tangan atau kaki anak secara paksa.

  • Jangan memberikan makanan, minuman, atau obat selama step.

3.2. Fase Setelah Kejang (Post-Ictal)

  • Biarkan anak istirahat. Ia akan tampak mengantuk atau kebingungan.

  • Amati pernapasan dan denyut nadi anak. Pastikan tetap normal.

  • Jika anak muntah, bersihkan jalan napas secara lembut.

  • Bila anak sudah sadar, beri minum atau obat penurun demam jika diperlukan.

Kapan Harus Segera Membawa Anak ke IGD

Segera bawa anak ke rumah sakit jika:

  • Kejang berlangsung lebih dari 5 menit

  • Anak tidak sadar setelah kejang berhenti

  • Anak mengalami kesulitan bernapas

  • Ini adalah kejadian kejang pertama

  • Kejang terjadi tanpa demam

  • Terjadi step berulang dalam 24 jam

  • Anak menunjukkan tanda-tanda infeksi serius (leher kaku, muntah berulang, tidak bisa menelan, ruam)

Penanganan Tambahan Jika Step Disebabkan oleh Demam

Kejang demam bisa dicegah atau dikurangi risikonya dengan:

  • Mengukur suhu tubuh secara berkala saat anak sakit

  • Memberi parasetamol atau ibuprofen sesuai dosis

  • Kompres hangat, bukan dingin, di daerah lipatan tubuh (ketiak, selangkangan)

  • Menjaga anak tetap terhidrasi dan berpakaian ringan

Catatan: Jangan memberikan obat anti step tanpa resep dokter, kecuali dalam kasus epilepsi yang sudah terdiagnosis.

Peran Orang Tua dan Keluarga dalam Pencegahan dan Edukasi

  • Konsultasi rutin ke dokter anak, terutama jika anak memiliki riwayat kejang.

  • Edukasi keluarga lain atau pengasuh tentang apa yang harus dilakukan saat anak step.

  • Sediakan termometer digital dan obat penurun demam di rumah.

  • Jika anak memiliki riwayat kejang, diskusikan dengan dokter tentang kemungkinan membawa obat kejang rektal (seperti diazepam) untuk pertolongan darurat.

Baca juga : Cara agar anak tidak kecanduan game

Kesimpulan: Waspada, Bukan Panik

Kejang pada balita memang mengkhawatirkan, tapi sebagian besar kasus tidak berakibat fatal jika ditangani dengan benar. Kuncinya ada pada pengetahuan, kesiapan, dan ketenangan orang tua. Dengan mengenali gejalanya, memberikan pertolongan pertama yang benar, dan mengetahui kapan harus membawa anak ke rumah sakit, Anda telah melakukan langkah terbaik demi keselamatan si kecil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses