Seorang gadis kecil di tepi jalan
Rambut melambai berpita merah
Terdengar senandung kecil
Lalala… di bibirnya
Dalam langkah kecil seirama kakinya
Satu perempatan jalan dilewat sudah
Si gadis kecil masih berjalan riang
Di antara roda-roda yang berputar di jalan
Setengah batu lagi sampailah di rumah
Ketika si gadis melintas ke jalan
Matanya yang manis mendadak menyala
Sebuah kereta mesin yang ganas
Menerjang dan melindasnya
Gadis kecil terkapar di aspal panas
Tinggal menatap ibu bapa memungutnya
Sebuah permata keluarga hilang sudah
Hari ini dia, esok siapa
Hari ini dia, esok siapa
———————————————
Diatas adalah lirik lagu dari PAHAMA feat Tika Bisono, yang populer pada era tahun 80 an.
Lagu lama sih.. tapi entah kenapa tiba tiba saja, setelah mendengar lagi lagu itu, saya sedikit terkesima.
Setelah saya resapi lirik lagu itu, saya jadi bertanya dalam hati.
Ada apa dengan syair lagu tersebut ?
Sepertinya menyimpan sebuah makna yang menurut saya sangatlah dalam.
Dari judulnya “HARI INI DIA, ESOK SIAPA ?”
Mengapa ada hari ini dan esok ? Kenapa harus dia dan esok lagi siapa ?
Juga pada bait terakhir, yang langsung mengingatkan pada anak, adik atau saudara perempuan kita.
“Gadis kecil terkapar di aspal panas
Tinggal menatap ibu bapa memungutnya
Sebuah permata keluarga hilang sudah”
Seketika rontok rasanya bathin ini membaca bagian syair lagu tsb.
Sedih, terharu, trenyuh..
Apa pula gerangan arti yang terkandung didalamnya ?
Siapakah sebenarnya ‘si gadis’ yang ‘terkapar’ di ‘aspal panas’ ?
Siapakah gerangan ‘ibu bapak’ yang ‘memungutnya’ itu ?
Dan memang benar adanya , sebuah ‘permata keluarga’, sudah pergi..
Akankah dia kembali ?
Untuk kita renungkan bersama..
Salam.