Hoki atau Lucky artinya kurang lebih adalah keberuntungan. Semua orang selalu berharap itu, tapi sayangnya, tidak setiap saat kita memperolehnya. Bahkan datangnyapun kadang tidak terduga. Mengapa demikian ? Karena memang inilah hidup, seperti roda pedati yang selalu berputar, kadang kala ada diatas, kadang dibawah. Bila posisi ada dibawah, kita senantiasa menanti-nanti kapan kita bergerak ke posisi atas. Berbagai daya upaya kita lakukan demi terwujudnya posisi diatas tadi.
Banyak orang yang salah jalan dengan mencari orang pintar atau dukun dan sebangsanya untuk mengupayakan agar mempercepat keberuntungannya. Ada juga yang nggak sabar pengen cepet tahu yang akan terjadi dengan cara meminta ‘petunjuk’ pada paranormal, juru ramal, termasuk pembaca kartu Tarot.
Secara pribadi, saya sungguh percaya bahwa keberuntungan atau yang dibilang rejeki, datangnya dari Sang Maha Pemberi, Allah SWT. Bukan dari orang pintar, dukun, paranormal, peramal atau pembaca Tarot dan juga bukan karena kita telah bekerja.
Yang saya ingin sampaikan disini adalah bahwa terdapat dimensi yang berbeda antara kehidupan manusia dan datangnya keberuntungan. Lebih jelasnya saya berikan ilustrasi sbb :
Ada seorang yang sedang berusaha mencari ‘rejeki’ atau jelasnya mencari uang untuk keperluannya. Untuk itu dia berbuat apa saja dengan segala kemampuannya agar keinginannya tercapai. Apabila setelah itu keinginannya tersebut bernar-benar tercapai, yaitu dia telah memperoleh banyak uang seperti yang diharapkannya kemudian dia beranggapan bahwa uang tersebut adalah hasil jerih payahnya, menurut saya itu adalah hal keliru. Mengapa keliru ? Karena dia beranggapan bahwa proses datangnya uang adalah dalam dimensi yang sama dengan kehidupannya. Padahal tidak.
Baiklah kita tinggalkan sejenak orang yang beruntung tadi, sekarang kita coba menengok sisi kehidupan lainnya, disana ada orang yang sudah berhari-hari bahkan bertahun-tahun bekerja keras dan selalu berharap mendapatkan cukup uang untuk kehidupannya, tetapi tidak juga kunjung datang. Nah, apa yang menarik untuk kita telaah ?
Bila dikaitkan dengan kondisi orang yang beruntung tadi, dengan anggapan bahwa uang yang datang adalah hasil jerih payahnya maka seharusnya semua orang akan mendapatkan keinginannya asalkan dia mau bekerja keras, tapi kenyataannya tidaklah demikian. Disini sudah mulai terlihat adanya faktor x yang dapat mewujudkan terjadinya perolehan keberuntungan pada manusia.
Faktor x tersebut datangnya adalah dari dimensi yang berbeda. Karena perbedaan dimensi itulah maka manusia tidak akan pernah tahu kapan dan begaimana akan datangnya keberuntungan itu. Jadi bila ada orang yang bisa memastikan bahwa keberuntungan itu akan datang kapan atau seberapa besar, maka merupakan suatu yang tidak sesuai dengan apa yang telah saya sampaikan diatas.
Namun demikian, dalam menjalani kehidupan, kita musti selalu berusaha dan memohon kepada Allah SWT, Sang Maha Pemurah dan Pemberi Rizki. Bentuk usaha manusia pun beragam, sesuai dengan keperluan dan kebutuhannya. Salah satu bentuk usaha manusia yang diharapkan adalah saling bekerjasama dengan baik dan tolong menolong yang besifat positif, agar hasil yang diperoleh juga bisa bermanfaat bagi kehidupannya.
Tetaplah konsisten dengan apa yang saya sampaikan, bahwa Hoki, Lucky, keberuntungan, rejeki dlsb adalah datangnya dari dimensi yang berbeda dengan kita yaitu dari Allah SWT, Yang Maha Kuasa atas Langit dan Bumi.
Dan yang juga penting, bahwa atas apapun yang telah diberikanNya, kita patut bersyukur, sebab dengan kita bersyukur maka Allah SWT akan makin menambah keberuntungan kita, tanpa disangka-sangka.
Bukan begitu ?