Kata orang “Diam Itu Emas”
Dalam konteks dan kondisi tertentu, bersikap diam memang diperlukan. Tapi masalahnya adalah kita lebih baik diam atau diam lebih baik ?
Kadua kalimat itu sepintas punya arti yang sama, tapi bila kita telaah lebih jauh, nyata benar bedanya.
“Lebih baik diam” rasanya punya konotasi negatif, maksudnya seperti orang frustasi, mengalah, apatis, pasif malas melanjutkan dll. Biasanya kalimat itu berada pada konteks seperti kita dalam sebuah adu mulut atau debat kusir, lebih cocok bila kita “Lebih Baik Diam”. Atau bila pasangan Suami Istri sedang cekcok, maka salah satu dari mereka bilang ” Daripada ribut, lebih baik diam !”
Dalam suatu kondisi yang lain, “Lebih Baik Diam” saja tidak cukup. Sebab pada suatu ketika dibutuhkan suatu kedewasaan berpikir, pertimbangan yang sehat, keikhlasan dan kesabaran tingkat tinggi dalam mengahadapi sebuah persoalan yang bisa menimbulkan ekses yang luas dalam masayarakat, dan bahkan dapat mengancam integritas sebuah institusi atau entity.
Disinilah peran kalimat “Diam Lebih Baik” menjadi satu satunya jalan untuk menjadikan semuanya menjadi lebih baik, minimal adalah tidak menjadi jadi.
Diam Lebih Baik, adalah cerminan dari sifat manusia berakhlak, menjunjung tinggi perdamaian dan rasa persaudaraan, saling menghormati dan bisa memahami dan menerima apa yang tengah terjadi. Diam Lebih Baik juga merupakan sebuah pilihan sikap yang bijak, bermoral, dan hasil dari interaksi intelektual dan perasaan yang menyatu demi mewujudkan keseimbangan kehidupan sosial, juga dalam berbangsa dan bernegara.
Diam Lebih Baik adalah sejalan dengan “Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, hendaklah berkata baik, benar, jujur, sopan, santun, mulia, kalau tidak diam“
Semoga bermanfaat
Salam.