Memberantas Korupsi Bukan Dengan Marah-Marah

Saya sungguh salut kepada para pejabat yang secara tegas dan berani untuk memberantas segala bentuk penyelewengan dan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh jajarannya.

Seperti yang selalu dilakukan oleh Wagub. DKI Ahok, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan pejabat lainnya, ketika menemukan kejanggalan dan keganjilan atas sebuah permasalahan yang dapat diindikasikan menjurus pada tindak korupsi atau pelanggaran aturan lainnya.

Ketika pertama kali saya menyaksikan melalui Video di situs YouTube, Wagub DKI Ahok sedang marah besar kepada anak buahnya didalam sebuah rapat yang dihadiri oleh wakil para demonstran beberapa bulan yang lalu, saya sempat terkejut. Dalam hati saya berkata, ‘Berani juga Ahok ini. hebat..!”, saya puji keberaniannya itu.

Kemudian yang terjadi sudah bisa ditebak, Ahok menjadi perbincangan di berbagai media terkait dengan sikap marah-marahnya itu. Biasalah, banyak yang Pro dan ada pula yang Kontra.

Ternyata Ahok tidak sendirian dalam melakukan aksi marah-marah. Walikota Surabaya Tri Risma Harini juga tak kalah seru ekspresinya ketika memarahi kontraktor pembangunan gedung di Pasar Turi Surabaya. Risma pantas marah, sebab dirinya merasa dibohongi, ketika melihat fisik bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaannya. Seketika itu juga Risma dengan tegas meminta kepada Kontraktor agar menyelesaikan pekerjaan sesuai yang telah direncanakan. Ada juga video Risma yang sedang marah-marah kepada panitia acara bagi bagi Ice Cream gratis dari Walsh. Kemarahan Risma dipicu oleh adanya insiden rusaknya sebagian taman di daerah Darmo Surabaya, akibat banyaknya massa yang mengikuti acara tersebut dan tak bisa dikendalikan.

Masih ada lagi yang lebih heboh, yaitu aksi yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo Gubernur JawaTengah ketika pada suatu malam melakukan sidak di sebuah kantor jembatan timbang di daerah Batang. Ganjar sengaja datang untuk mencheck langsung kinerja anak buahnya yang berada dibawah jajaran Dinas Perhubungan Propinsi Jateng. Ketika memergoki adanya kegiatan pungutan liar didalam kantor tersebut, Ganjar seketika itu juga terlihat memarahi anak buahnya satu per satu didepan kamera.

Menyaksikan beberapa pertunjukan marah-marah yang dilakukan oleh para pejabat diatas, saya kemudian tercenung sendiri. Saya kemudian berpikir, apakah aksi mereka dengan marah-marah cukup efektip untuk menyelesaikan persoalan ?

Marah hanyalah bentuk ekspresi emosional sesaat.

Marah adalah sebuah ekspresi emosional yang ditunjukkan oleh seseorang sebagai wujud rasa kekecewaan, sakit hati, merasa dikhianati atau dibohongi, terinjak injak harga diri dlsb. Marah adalah sifat manusiawi, maksudnya adalah para pejabat kita juga manusia biasa, yang tentu saja bisa marah. Namun dalam konteks untuk menyelesaikan permasalahan dalam lingkup yang lebih besar (regional/nasional) yaitu dalam rangka menciptakan aparatur negara yang jujur dan bersih, maka ekspresi kemarahan yang ditunjukkan oleh para pejabat kita itu, saya rasa tidak ada relevansinya.

Mengapa saya katakan tidak relevan ? Sebab yang harus dibenahi adalah sistemnya, bukan pribadi atau oknum-oknumnya saja. Ekstrimnya begini, pejabat kita bisa saja setiap hari melakukan sidak dan langsung memarahi anak buahnya yang sedang bertugas dan esok harinya memecat semua oknum yang dinilai melanggar aturan, tapi apa yang kemudian dihasilkan ? Apakah dengan demikian tidak akan ditemukan lagi oknum aparat yang berbuat yang sama ?

Saya rasa, korupsi dan pungutan liar di negeri ini sudah biasa dan menjadi semacam tradisi. Saya juga sangat yakin bahwa didalam benak para pejabat kita juga sudah tahu, bahwa korupsi dan pungli masih saja terjadi di lapangan. Apa yang dilakukan oleh Ahok, Risma dan Ganjar Pranowo, terlepas dari aksi marah-marahnya, patut kita hargai sebagai gebrakan awal untuk membenahi sistem yang sudah bobrok di negeri ini. Namun yang perlu kita catat bersama, yang harus dibenahi adalah sistem, bukan sekedar menertibkan para oknum yang melanggar wewenang dan aturan.

Hentikan aksi pejabat marah-marah didepan publik

Sudah cukup banyak aksi marah marah yang ditunjukkan oleh para pejabat kita. Bila kita mau menelaah lebih jauh, seorang pejabat yang menunjukkan ekspresi emosional berlebihan dengan marah-marah bahkan tidak peduli dengan adanya kamera yang sedang merekamnya, justru hal tsb menjadi kontraproduktip mengingat bahwa seorang pejabat seharusnya mampu tampil sebagai fiigur panutan dan memberi contoh sikap yang baik, santun dan terpuji.

Bukan berarti saya tidak setuju dengan upaya penegakan hukum dan penertiban aparatur negara, namun saya lebih menyoroti pada sikap para pejabat tersebut dalam melaksanakan tugasnya.

Bila pejabat memberi contoh dengan marah-marah dalam menyelesaikan sebuah persoalan, bukan tidak mungkin sikap seperti itu juga akan ditiru oleh anak buahnya, bahkan oleh siapa saja.

Apakah bila seorang pejabat yang sedang punya niat baik untuk memperbaiki atau sedang menjalankan tugas negara, lalu boleh semaunya sendiri meluapkan emosi dengan marah marah dalam menegur anak buahnya didepan umum ?

Apakah hal ini justru malah sebaliknya menunjukkan bahwa dirinya tak punya kemampuan untuk mengelola emosi dengan baik ?

Sebagaimana kita ketahui bersama, ketika kita sedang emosional, maka apa yang kita lakukan tentulah tidak akan memberi hasil yang optimal sebab di dasari dengan perasaan dan emosi sesaat. Oleh sebab itu, jangan pernah membuat keputusan apapun saat kita sedang marah-marah.

Melalui tulisan ini saya menghimbau kapada kita semua terutama kepada para pajabat di republik ini, hentikan aksi marah-marah didepan publik. Sudah banyak tayangan video yang rasanya tidak cukup pantas dilakukan oleh seorang pejabat.

Saya ingin bertanya kepada anda dan mohon dijawab dengan hati. Sesungguhnya, untuk apa seorang pejabat marah-marah kepada bawahan, dan pada keesokan hari, anak buahnya tersebut dipecat atau dipindahtugaskan ?. Apakah dengan marah-marah dan memecat semua oknum, lalu bisa menyelesaikan persoalan ? Jangankan ditakut -takuti dengan marah-marah, sekarang saja ada KPK masih saja korupsi jalan terus, malahan koruptor makin banyak dan berani !.

Diancam hukuman berat saja masih banyak yang melakukan korupsi, apalagi sekedar dimarah-marahi.

Dapat menimbulkan masalah baru

Bagi oknum yang terkena sasaran kemarahan bisa jadi malah merasa sakit hati, menimbulkan trauma atau bahkan menjadikan rasa benci secara pribadi sebab merasa dipermalukan didepan umum, apalagi videonya telah beredar luas . Bila seseorang sudah benci, apapun bisa saja dilakukan untuk membalas rasa sakit hatinya itu. Selanjutnya bukan patuh terhadap atasan, justru malah menjadi memusuhi. Bila anakbuah sudah mulai memendam rasa benci, bukankah ini akan menimbulkan persoalan baru ?

Untuk memberantas korupsi, pungli dan menciptakan aparatur negara yang jujur dan bersih adalah dengan memperbaiki sistem dan mekanisme, bukan dengan marah-marah dan main pecat. Seorang pejabat tak mungkin akan terus melakukan pengawasan sendiri (dengan cara sidak misalnya), hanya untuk sekedar memastikan tidak terjadi kegiatan korupsi dan pungli dilapangan. Oleh sebab itu, akan jauh lebih baik bila dengan melakukan perubahan secara signifikan terhadap sistem dan prosedur, sehingga akan membatasi dan menghindari tindak korupsi dan pungli yang bisa dilakukan oleh aparat atau petugas dilapangan.

Sistem harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu mendeteksi adanya kecurangan kecurangan dilapangan. Menempatkan orang-orang yang benar pada posisi yang benar adalah kuncinya, sebab sebaik apapun sistem, tak akan berfungsi bila tidak dikendalikan oleh petugas yang baik dan terpercaya.

Jadi seorang pejabat adalah pengemban amanat rakyat. Bila sedang bertugas harus tegas dan lugas. Berani dan tak pandangbulu. Tapi ingat, tidak bisa selamanya jadi pajabat, dan tak selamanya pula bisa hidup didunia. Jauh lebih bijaksana bila kita menjaga sikap, agar kita tetap dicintai dan disegani, bukan ditakuti apalagi dibenci.

Salam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.