Tak ada satupun diantara kita yang tidak mengetahui apa itu Surga dan apa itu Neraka.
Surga yang telah melekat disetiap imajinasi manusia yang menggambarkan kondisi menyenangkan, kebahagiaan abadi, kesenangan luar biasa, keindahan tiada tara dan serba ada sesuai apapun permintaan kita.
Sedangkan sebaliknya adalah Neraka, yang dibayangkan oleh kita adalah kondisi yang sangat menyeramkan, manakutkan, manyakitkan, mengenaskan, kegelapan dan kesengsaraan abadi, kesakitan tiada tara dan apapun yang membuat manusia tidak pernah mau, bahkan untuk membayangkannya sekalipun.
Jelaslah hanya ada dua alternatip itu yang akan kita temui dikehidupan akhirat nanti.
Tapi anehnya, meski ‘pemaparan’ kondisi Surga dan Neraga sudah begitu jelas dan nyata, tetapi tetap saja yang namanya manusia, adalah makhluk yang paling ‘bandel’ sekaligus paling ‘pintar’
Sudah jelas jelas tahu ganjarannya bila melakukan sesuatu perbuatan, tetapi masih saja senang melakukan perbuatan yang nantinya ‘bersinggungan’ dengan ‘wilayah hukum’ di Neraka.
Pembaca sekalian, disini saya ingin lebih fokus lagi mengenai makna dari fenomena Surga dan Neraka tsb.
Makna Surga dan Neraka bagi seseorang belum tentu sama bagi orang lain, tetapi sebagian besar orang (kalau saya tidak boleh bilang semuanya), Surga dan Neraka hanyalah dipandang sebagai pilihan sekaligus sebagai ganjaran akibat perbuatannya selama hidup didunia.
Tegasnya, bila ingin masuk Surga, berbuatlah sebaik baiknya dan setaat taatnya sesuai ajaran agama masing masing. Bila tidak, maka jangan salahkan, bila anda yang akan menjadi penduduk Neraka nantinya.
Apakah pandangan orang bahwa Surga dan Neraka adalah pilihan dan sebagai motivasi kita untuk melakukan perbuatan merupakan sesuatu yang dapat dijadikan ‘pedoman’ ?
Anda akan tahu jawabannya setelah anda membaca studi kasus berikut ini :
Pada suatu ketika, tiba tiba ada seseorang yang datang kepada kita, anggaplah dia adalah orang yang sangat kita cintai dan sudah kita rindu rindukan setiap waktu untuk bertemu.
Dia memegang 2 buah gelas.
Tangan kanan dia memegang segelas madu, dan tangan sebelah kiri membawa segelas racun.
Kedua gelas tsb ditawarkan kepada kita memilih untuk diminum.
Pertanyaan pertama, gelas mana yang akan anda raih ?
Pertanyaan kedua, mengapa memilih meminum dari gelas tersebut ?
Pertanyaan ketiga, bila kedua gelas itu anggaplah merupakan reward/penghargaan dan punishment /hukuman atas perbuatan kita, maka niat kita melakukan suatu perbuatan karena tertarik untuk minum atau tertarik karena kita mencintai dan merindukan pemegang kedua gelas itu ?
Silahkan anda menyimpulkannya sendiri .
Salam